Oleh: Syaiful Ahdan, protes atau kritik yang di lancarkan oleh masiswa terhadap dosennya bukanlah hal yang baru di lingkungan pendidikan, hal ini dipicu oleh berbagai permasalahan-permasalah yang berhubungan dengan beberapa aspek. menurut apa yang saya amati selama ini banyak sekali aspek yang mengakibatkan adanya kritik, saran atau protes sering yang terjadi. menurut saya itu biasa. namanya juga mahasiswa, tidak bisa disamakan dengan anak yang mengenyam pendidikan TK, SD, terkadang hal-hal yang sepele yang mungkin bertentangan dengan pola pikir mereka akan menimbulakan pertanyaan bagaimana semestinya tidak seperti itu atau bagaimana persoalan tapat diluruskan, yang terkadang harus dilalui dengan cara yang salah. efek yang dapat menimbulkan masiswa protes salah satunya adalah Kepentingan Pribadi
aspek yang mengatasnamakan kepentingan pribadi sering sekali menibulkan masalah yang sangat kompleks, contohnya adalah ketidak puasan mahasiswa terhadap nilai yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan, disisi mahasiswa, mahasiswa merasa bahwa ia memiliki persyaratan yang cukup untuk mendapatkan nilai yang baik, dengan mengatakan bahwa ia memperoleh nilai-nilai yang bagus, tetapi disisi dosen memiliki penilaian tersendiri, hal sperti kerap terjadi di lingkungan kampus, tidak dapat dipungkiri anda, saya dan siapa saja mungkin pernah mengalami hal semacam itu,walaupun setiap institusi telah memiliki standar penilaian yang harus diikuti terkadang dosen masih juga menggunakan sistem penilaian yang manual, misalnya dosen juga menilai berdasarkan tingkah laku, prilaku antara dosen dan mahasiswa, berdasarkan absensi, berdasarkan penampilan, kebaikan, kesopanan dan lain-lainlah . seperti itu tidak dapat di pungkiri karena tugas dari seorang dosen bukan saja hanya membuat mahasiswa pintar, tetapi juga harus bisa memposisikan dirinya sebagai pendidik. tetapi harus tetap memiliki standar penilaian yang harus sudah ditetapkan dalam atura penilaian.
saya masih teringat dulu sewatu masih kuliah.. karena ulah teman-teman saya saya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan menurut dosen itu dan sangat menyedihkan menurut saya. ada juga dosen yang memberikan nilai dengan hubungan secara emosional, karena kenal, atau karena simpati, atau mungkin karena tetangga dekat atau mungkin juga karena orang tuanya kenal dengan dia. wah bisa kacau ya kalau ada dosen seperti itu. alhamdulilah di kampus saya belum pernah menemukan dosen seperti itu.
agar terjadi keselarasan hubungan antara dosen dan mahasiswa, diharapkan harus saling memiliki rasa tanggung jawab, yang mahasiswa ya harus dapat memposisikan diri sebagai mahasiswa bagai harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. jangan hanya bisanya protess.. karena di setiap kampus pasti akan ada tipikal mahasiswa yang sering protes tetapi tidak sadar diri dengan kemampuan dan prilakunya sebagai mahasiswa, begitu juga dosen, dosen juga diharapkan harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap mahasiswa, dan dapat memberikan yang terbaik bagi mahasiswa. dan yang paling penting harus memiliki ilmu yang tidak kalah dengan mahasiswa.
aspek yang mengatasnamakan kepentingan pribadi sering sekali menibulkan masalah yang sangat kompleks, contohnya adalah ketidak puasan mahasiswa terhadap nilai yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan, disisi mahasiswa, mahasiswa merasa bahwa ia memiliki persyaratan yang cukup untuk mendapatkan nilai yang baik, dengan mengatakan bahwa ia memperoleh nilai-nilai yang bagus, tetapi disisi dosen memiliki penilaian tersendiri, hal sperti kerap terjadi di lingkungan kampus, tidak dapat dipungkiri anda, saya dan siapa saja mungkin pernah mengalami hal semacam itu,walaupun setiap institusi telah memiliki standar penilaian yang harus diikuti terkadang dosen masih juga menggunakan sistem penilaian yang manual, misalnya dosen juga menilai berdasarkan tingkah laku, prilaku antara dosen dan mahasiswa, berdasarkan absensi, berdasarkan penampilan, kebaikan, kesopanan dan lain-lainlah . seperti itu tidak dapat di pungkiri karena tugas dari seorang dosen bukan saja hanya membuat mahasiswa pintar, tetapi juga harus bisa memposisikan dirinya sebagai pendidik. tetapi harus tetap memiliki standar penilaian yang harus sudah ditetapkan dalam atura penilaian.
saya masih teringat dulu sewatu masih kuliah.. karena ulah teman-teman saya saya mendapatkan nilai yang sangat memuaskan menurut dosen itu dan sangat menyedihkan menurut saya. ada juga dosen yang memberikan nilai dengan hubungan secara emosional, karena kenal, atau karena simpati, atau mungkin karena tetangga dekat atau mungkin juga karena orang tuanya kenal dengan dia. wah bisa kacau ya kalau ada dosen seperti itu. alhamdulilah di kampus saya belum pernah menemukan dosen seperti itu.
agar terjadi keselarasan hubungan antara dosen dan mahasiswa, diharapkan harus saling memiliki rasa tanggung jawab, yang mahasiswa ya harus dapat memposisikan diri sebagai mahasiswa bagai harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. jangan hanya bisanya protess.. karena di setiap kampus pasti akan ada tipikal mahasiswa yang sering protes tetapi tidak sadar diri dengan kemampuan dan prilakunya sebagai mahasiswa, begitu juga dosen, dosen juga diharapkan harus dapat memberikan contoh yang baik terhadap mahasiswa, dan dapat memberikan yang terbaik bagi mahasiswa. dan yang paling penting harus memiliki ilmu yang tidak kalah dengan mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar